BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu pengetahuan di anugerahkan Tuhan kepada manusia,
agar manusia dapat memanfaatkanya dengan baik untuk kehidupannya, dengan ilmu
pengetahuan tersebut manusia dapat mengetahui manfaat serta mudharat dari
setiap benda yang ada di sekitar kita.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi, manusia pun dapat mengetahui hal-hal yang kecil yang kasat oleh
mata. Bahkan hal-hal yang berada di luar bumi, akan tetapi kebanyakan manusia
telah terpaut dengan apa yang telah mereka ketahui dan melupakan Tuhan yang
telah memberi mereka pengetahuan.
Dengan
memohon taufiq, hidayah, serta inayah dari Allah, dan semoga bisa menjadi ilmu
yang bermanfa’at bagi kita semua dan umat islam pada umumnya.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
perkembangan ilmu biologi, fisika dan kimia menurut Ilmu Pengetahuan?
2. Bagaimana perkembangan ilmu biologi, fisika dan
kimia menurut Al Qur’an?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Biologi
Biologi adalah ilmu mengenai
kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa Belanda biologie, yang juga
diambil dari
gabungan kata bahasa Yunani, bio yang
berarti hidup dan logos yang berarti lambang atau ilmu. Akan tetapi ada juga yang menggunakan istilah ilmu hayat yang diambil dari bahasa
Arab, yang berarti ilmu kehidupan.
1.
Perkembangan
Ilmu Biologi Ditinjau Ilmu Pengetahuan
Manusia selalu ingin tahu dan gemar mencari tentang asal
usul dan permulaan dari adanya sesuatu. Bagi para ahli biologi zaman dahulu kehidupanlah yang
menjadi objeknya, sehingga mereka membuat pertanyaan apakah hidup itu
dan dari manakah asalnya kehidupan.
Kemudian muncullah pemikiran-pemikiran tentang asal
usul kehidupan, anggapan kuno yang pertama dikemukakan oleh Aristoteles
dengan teorinya abiogenesis atau generatio spontanea menjelaskan bahwa
makhluk hidup terjadi begitu saja dari benda mati. Pada pertengahan abad 17, Leeuwenhoek dengan
mikroskop buatannya telah berhasil mengamati benda-benda kecil yang aneh dalam
setitik air yang di ambil dari tempat merendam jerami. Dia pun beranggapan
bahwa makhluk hidup dapat muncul begitu saja dari benda-benda mati.[1]
Seiring berjalannya waktu, muncullah
teori baru yang di kenal nama Omne vivum ex ovo dan Omne ovum ex vivo,
artinya bahwa makhluk hidup itu berasal dari telur dan semua telur berasal dari
makhluk hidup, dari teori ini dapat disimpulkan bahwa kehidupan dapat terjadi
karena telah ada kehidupan sebelumnya. Akan tetapi teori ini belum bisa
memberi jawaban dari pertanyaan tentang asal mula kehidupan pertama di bumi
ini, hal ini karena teori di atas hanya menerangkan perkembangan makhluk hidup
sesudah adanya makhluk tersebut.
Pada tahun 1893 Hawold Uray, seorang
ahli kimia dari Amerika mengemukakan sebuah teori yang dikenal dengan teori Uray, Ia
berpendapat bahwa suatu saat atmosfer bumi kaya akan molekul-molekul
metana(CH4), amoniak(NH3), serta H2 dalam bentuk gas,kemudian karena pengaruh
aliran listrik halilintar dari radiasi-radiasi sinar kosmos, unsur-unsur
tersebut mengalami reaksi kimia dan membentuk asam amino yang merupakan bagian
penting dari protoplasma. Oleh karena itu teori Uray dipandang sebagai dasar
konsep tentang terjadinya makhluk hidup menurut biologi modern.
Karena begitu luasnya ilmu pengetahuan
yang terkandung didalam ilmu biologi, para ahli pun membagi cabang-cabangnya
agar dapat diketahui secara
sistematis, cabang- cabang ilmu biologi tersebut yaitu:
a.
Botani: mempelajari tentang
tumbuh-tumbuhan.
b.
Zoologi: mempelajari tentang
hewan.
c.
Morfologi: mempelajari tentang
bentuk dan struktur luar makhluk hidup.
d.
Anatomi: mempelajari tentang
bentuk dan struktur dalam makhluk hidup.
e.
Fisiologi: mempelajari tentang
fungsi bagian tubuh atau organ makhluk hidup.
f.
Sitologi: mempelajari tentang sel
secara mendalam.
g.
Histologi: mempelajari tentang
jaringan-jaringan organ secara mendalam.
2.
Perkembangan Ilmu Biologi Menurut Al Qur’an
Selama berabad-abad manusia mencari jawaban tentang asal
usulnya, dengan berbagai fosil dan artefak yang telah di temukan, mereka menerka-nerka
awal kehidupan, tapi mereka hanya mendapatkan sebuah anggapan yang tak tentu
kebenarannya.[3] Al Qur’an
memberi jawaban dengan jelas dari pertanyaan di atas, pada (Q.S. 21 : 30) yang Artinya: Dan Kami menjadikan setiap yang hidup dari air. dan
(Q.S. 24 : 45 ) yang artinya: Dan Allah telah menciptakan
semua jenis hewan dari air.
Sebenarnya ayat-ayat Al Qur’an telah menerangkan kepada
kita tentang awal terjadinya kehidupan dibumi, serta proses-proses alam
lainnya, misalnya:
Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan
dan biji buah-buahan, Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan
mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian
ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?
(Q.S Al-An’am [6]: 95)
B. Pengertian Fisika
Fisika adalah salah satu ilmu pengetahuan yang
mempelajari benda tak hidup dari aspek wujud dengan perubahan-perubahan yang
bersifat sementara.
1.
Perkembangan
Ilmu Fisika Ditinjau Ilmu Pengetahuan
Menurut Richtmeyer, sejarah perkembangan ilmu fisika
dibagi dalam empat periode yaitu:
a.
Periode
Pertama:
Dimulai dari zaman prasejarah sampai tahun 1550. Pada
periode pertama ini dikumpulkan berbagai fakta fisis yang dipakai untuk membuat
perumusan empirik. Dalam periode pertama ini belum ada penelitian yang
sistematis. Beberapa penemuan yang berguna bagi kemajuan ilmu pengetahuan pada
periode ini terutama penemuan pada: 2400000 SM - 599 SM: Di bidang astronomi sudah
dihasilkan Kalender Mesir dengan 1 tahun = 365 hari, prediksi gerhana, jam
matahari, dan katalog bintang. Dalam Teknologi sudah ada peleburan berbagai
logam, pembuatan roda, teknologi bangunan (piramid).
b.
Periode
Kedua
Dimulai dari tahun 1550 sampai tahun 1800. Pada periode
kedua ini mulai dikembangkan metoda penelitian yang sistematis dengan Galileo
dikenal sebagai pencetus metoda saintifik dalam penelitian. Hasil-hasil yang
didapatkan antara lain:Kerja sama antara eksperimentalis dan teoris
menghasilkan teori baru pada gerak planet. dan Newton meneruskan kerja Galileo
terutama dalam bidang mekanika dan menghasilkan hukum-hukum gerak yang sampai sekarang masih dipakai.
c.
Periode
Ketiga
Dimulai dari tahun 1800 sampai 1890. Pada periode
ini diformulasikan konsep-konsep fisika yang mendasar yang sekarang kita kenal
dengan sebutan Fisika Klasik. Dalam periode ini Fisika berkembang dengan pesat
terutama dalam mendapatkan formulasi-formulasi umum dalam Mekanika, Fisika
Panas, Listrik-Magnet dan Gelombang, yang masih terpakai sampai saat ini.
Dalam Mekanika diformulasikan Persamaan Hamiltonian
(yang kemudian dipakai dalam Fisika Kuantum), Persamaan gerak benda tegar,
teori elastisitas, hidrodinamika.
Dalam Fisika Panas diformulasikan Hukum-hukum
termodinamika, teori kinetik gas, penjalaran panas dan lain-lain.
Dalam Listrik-Magnet diformulasikan Hukum Ohm, Hukum
Faraday, Teori Maxwell dan lain-lain.
Dalam Gelombang diformulasikan teori gelombang cahaya,
prinsip interferensi, difraksi dan lain-lain.
d.
Periode
Keempat
Dimulai dari tahun 1890an sampai sekarang. Pada akhir
abad ke 19 ditemukan beberapa fenomena yang tidak bisa dijelaskan melalui
fisika klasik. Hal ini menuntut pengembangan konsep fisika yang lebih mendasar
lagi yang sekarang disebut Fisika Modern. Dalam periode ini dikembangkan
teori-teori yang lebih umum yang dapat mencakup masalah yang berkaitan dengan
kecepatan yang sangat tinggi (relativitas) atau/dan yang berkaitan dengan
partikel yang sangat kecil (teori kuantum).
Teori Relativitas
yang dipelopori oleh Einstein menghasilkan beberapa hal diantaranya adalah
kesetaraan massa dan energi E=mc2 yang dipakai sebagai salah satu prinsip dasar
dalam transformasi partikel.
Teori Kuantum, yang diawali oleh karya Planck dan Bohr
dan kemudian dikembangkan oleh Schroedinger, Pauli , Heisenberg dan lain-lain,
melahirkan teori-teori tentang atom, inti, partikel sub atomik, molekul, zat
padat yang sangat besar perannya dalam pengembangan ilmu dan teknologi.[4]
Dan
Ilmu Fisika dapat dispesifikasikan menjadi:
1.
Mekanika
2.
Panas
3.
Bunyi
4.
Cahaya
5.
Gelombang
6.
Listrik
7.
Magnit
8.
Fisika
terapan(tehnik mekanik, sipil, dan listrik)
2. Perkembangan
Ilmu Fisika Menurut Al Qur’an.
Ayat-ayat Al Quran yang
menjelaskan Ilmu Fisika
tentang:
a. Gejala Fisis
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal. (Al Imran :190)
Dalam ayat diatas kita diberi petunjuk, setidaknya tersirat beberapa
makna antara lain adalah: alam semesta yang senantiasa berproses tanpa henti
dan menyajikan banyak sekali gejala dalam seluruh dimensi ruang dan waktu yang
terus berkembang.
b.
Model dan
Perumusan Fisika
Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al
Qur'an ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat memetik pelajaran. (az Zumar :27) Dalam ayat diatas kita diberi
petunjuk, setidaknya Untuk memenuhi keingintahuan terhadap rahasia-rahasia alam
ini penjelasan-penjelasannya selalu dipakai pendekatan-pendekatan dalam bentuk
atau keadaan yang sederhana atau keadaan-keadaan ideal. Keadaan ideal ini
dinyatakan dalam bentuk perumusan matematika yang selanjutnya kita sebut
sebagai hukum-hukum fisika.
c.
Besaran
Fisis
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut
ukuran. (Al Qamar: 49).ayat ini mengisyaratkan bahwa
kata Ukuran adalah apa yang ada di alam ini dapat dinyatakan dalam
dengan dua peran, yang pertama sebagai bilangan dengan sifat dan ketelitian
yang terkandung didalamnya dan yang keduanya sebagai hukum atau aturan.
d.
Dimensi
dan Ruang
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
(kekuasaan) Kami disegenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah
bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (
bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu.(Al Fushshilat :53). Dalam kata kata tanda-tanda
(kekuasaan) Allah tersirat sifat dan perilaku seluruh ciptaan Nya dengan
berbagai proses dan gejalanya. Adapun yang terkandung dalam pengertian
"ufuk", selain yang berlaku sebagai dimensi ruang juga termasuk dalam
makna dimensi-dimensi.
e.
Dinamika
Tidak ada balasan kebaikan kecuali dengan kebaikan
pula."(Ar Rahman: 60) Secara harfiah dapat
diartikan bahwa munculnya balasan kebaikan merupakan buah dari interaksi. Dalam
ayat ini tersirat pula makna dari pemberian dan balasan berupa potensiyang
dimiliki suatu benda.
f.
Usaha dan
Energi
Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang
berdekatan. (ar Rad : 4)
Secara harfiah diartikan sebagai berdekatan dalam dimendi tempat,
sebagi daerah, wilayah, negara dsb. Yang mempunyai potensi baik sumber daya
alam maupun sumber daya manusianya yang mengolah, mengembangkan dan
meningkatkan.. Berikutnya potensi tersebut saling dipertukarkan baik dari sisi
keunggulan komparatif maupun kompetitif.
g.
Impuls dan
momentum
Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan
yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakan, dan
mereka tidak akan merugikan. (Al Jaatsiyah :22)
Ayat ini merupakan penjabaran interaksi yang terjadi dialam secara lebih
luas lagi. Interaksi tidak sekedar saling pengaruh mempengaruhi, saling memberi
dan saling menerima antar manusia, mahluk atau benda.
h.
Getaran
Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi
manusia dalam al Qur'an ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah
mahluk yang paling banyak membantah. (Al Kahfi :54).
Ayat ini merupakan pernyataan Allah SWT tentang kandungan al Quran yang mengingatkan
kita dengan berbagai perumpamaan secara berulang-ulang. Apabila kita perluas
makna ayat diatas dengan peristiwa atau gejala fisis bahwa Allah menciptakan
alam semesta dengan wujudnya atau materinya selalu bergerak secara
berulang-ulang. Gerak berulang dalam ruang berdimensi satu sering kita sebut
sebagai getaran.
i.
Gelombang
Dan diantara tanda -tanda kekuasaanNya ialah bahwa Dia mengirimkan
angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari
rahmatNya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintahNya dan supaya kamu
dapat mencari karuniaNya, mudah-mudahan kamu bersyukur. (Ar Ruum : 46). Secara umum angin disini sebagai angin yang bertiup membawa
awan untuk menurunkan air hujan dan angin yang meniup kalpal layar agar dapat
berlayar dilautan. Kita merasakan kedekatan makna "angin" dalam ayat
ini adalah gelombang, bukan saja gelombang bunyi yang membawa berita tetapi
juga gelombang radio atau gelombang elektromagnet yang mampu dipancarkan
kesegala penjuru dunia bahkan seluruh jagad raya ini.
j.
Elastisitas
Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan
neraca. (ar Rahman: 7). Dalam ayat ini tersirat
yang berhubungan dengan kenyataan yang telah diketahui manusia dari berbagai
gejala yang terlihat atau telah dilakukan percobaan dan pengukurannya. Dalam
kaitan masalah yang akan di bahas di sini, bukan peristiwa pemuaiannya atau
keseimbangannya , namun ada suatu sifat yang menertai dalam peristiwa itu yaitu
sifat kelenturan atau elastis.
k.
Fluida
bergerak atau mengalir
Dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda
(kekuasaan) Allah bagi kaum yang berakal. (Al
Jaatsiyah : 5). ayat ini sangat berkaitan erat dengan teknologi keudaraan.
l.
Suhu dan
Kalor
Dan Dia (menundukan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu
di bumi ini dengan berlain-lainnan macamnya, sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaannya.
(An Nahl :13). Secara harfiah memang kita melihat dan merasakan banyak wujud dan
jenis benda yang diciptakan Allah SWT. Dibalik itu banyak juga yang tidak
tampak dan berupa sifat atau potensi, antara lain seperti energi yang
disediakan untuk manusia. Energi itu termasuk suhu dan kalor.
C. Penertian Ilmu Kimia
Ilmu kimia adalah salah satu cabang dari IPA yang
mempelajari tentang materi, komposisi materi, sifat materi, dan perubahan
materi serta energi yang menyertai perubahan tersebut.
Materi ialah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa, misalnya batu,
kayu, udara, dan lain-lain.
Komposisi materi ialah unsur-unsur yang menyusun suatu materi
berdasarkan proporsi tertentu, misalnya air(H2O), maksudnya unsur-unsur air
terdiri dari 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen.
Sifat materi ialah
ciri khas yang dapat digunakan untuk membedakan suatu
materi dengan materi yang lainnya, misalnya air bersifat cair berbeda dengan
batu yang bersifat keras.[5]
Perubahan materi ialah proses berubahnya suatu materi menjadi materi
yang baru, misalnya kayu berubah menjadi arang atau abu setelah mengalami
proses pembakaran.
1.
Perkembangan Ilmu Kimia menurut
Ilmu Penetahuan
Ketika manusia
masih berfikir secara primitif, mereka tidak bisa mengatasi kesulitan-kesulitan
yang berasal dari alam seperti gempa, banjir dan lain sebagainya, sehingga mereka cenderung memuja apa yang
menjadi penyebab kesulitan tersebut dengan harapan bahwa kesulitan itu tidak
menimpa mereka lagi. Pada abad pertengahan hal tersebut berubah menjadi mistik.
Para ahli kimia beranggapan bahwa dengan kekuatan gaib mereka dapat membuat
emas dari tembaga, timah atau bahan yang lainnya, Mereka mencari berbagai cara
untuk merubah material yang tidak berharga seperti tembaga dan sebagainya
menjadi sesuatu yang sangat berharga seperti emas degan cara melapisinya dengan
emas asli, untuk meyakinkan masyarakat saat itu.
Ilmu kimia baru berkembang sebagai ilmu pengetahuan pada
akhir abad ke-17 setelah Antoine Lauzent Lavoisier melakukan suatu penelitian
dengan metode yang dikenal dengan metode ilmiah. Dia melakukan suatu
penelitian kuantitatif pada pembakaran zat-zat besi, timah dan sebagainya di
dalam sebuah tabung. Ternyata hasil dari pembakaran memiliki massa yang lebih
besar dari zat semula sebelum dibakar, sedangkan tekanan udara dalam tabung
tersebut menurun. Lavoisier pun menarik kesimpulan bahwa saat terjadi
pembakaran, ada suatu zat yang di ambil dari udara.
Dari pengamatan tersebut, Lavoisier mengenal adanya
suatu zat yang terdapat di dalam udara yang bersenyawa dengan zat yang
mengalami pembakaran, zat tersebut oleh Lavoisier disebut dengan oksigen.
Lavoisier akhirnya menyimpulkan bahwa pembakaran adalah suatu peristiwa
bersenyawa unsur suatu zat dengan oksigen dari udara. Berawal dari hal ini
metode ilmiah pun berkembang pesat. Pada tahun 1665 ilmuwan bangsa inggris
Robert Hooke menemukan sel, tahun 1869 Friendrich M. seorang ahli Bio-kimia
menemukan asam deoksiribonukleat(DNA), tahun 1950 Maurice W. menemukan struktur
DNA, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
maju, ilmu pengetahuan tentang kimia pun menjadi semakin sulit untuk di kuasai,
sehingga ilmu Kimia pada umumnya dibagi menjadi beberapa bidang utama. Terdapat
pula beberapa cabang antar-bidang dan cabang-cabang yang lebih khusus dalam
kimia yaitu:
a.
Kimia
analitik adalah analisis cuplikan bahan untuk memperoleh pemahaman tentang
susunan kimia dan strukturnya. Kimia analitik melibatkan metode eksperimen
standar dalam kimia. Metode-metode ini dapat digunakan dalam semua subdisiplin
lain dari kimia, kecuali untuk kimia teori murni.
b.
Biokimia
mempelajari senyawa kimia, reaksi kimia, dan interaksi kimia yang terjadi dalam
organisme hidup. Biokimia dan kimia organik berhubungan sangat erat, seperti
dalam kimia medisinal atau neurokimia. Biokimia juga berhubungan dengan biologi
molekular, fisiologi, dan genetika.
c.
Kimia
anorganik mengkaji sifat-sifat dan reaksi senyawa anorganik. Perbedaan antara
bidang organik dan anorganik tidaklah mutlak dan banyak terdapat tumpang
tindih, khususnya dalam bidang kimia organologam.
d.
Kimia
organik mengkaji struktur, sifat, komposisi, mekanisme, dan reaksi senyawa
organik. Suatu senyawa organik didefinisikan sebagai segala senyawa yang
berdasarkan rantai karbon.
e.
Kimia
fisik mengkaji dasar fisik sistem dan proses kimia, khususnya energitika dan
dinamika sistem dan proses tersebut. Bidang-bidang penting dalam kajian ini di
antaranya termodinamika kimia, kinetika kimia, elektrokimia, mekanika
statistika, dan spektroskopi. Kimia fisik memiliki banyak tumpang tindih dengan
fisika molekular. Kimia fisik melibatkan penggunaan kalkulus untuk menurunkan
persamaan, dan biasanya berhubungan dengan kimia kuantum serta kimia teori.
f.
Kimia
teori adalah studi kimia melalui penjabaran teori dasar (biasanya dalam
matematika atau fisika). Secara spesifik, penerapan mekanika kuantum dalam
kimia disebut kimia kuantum. Sejak akhir Perang Dunia II, perkembangan komputer
telah memfasilitasi pengembangan sistematik kimia komputasi, yang merupakan
seni pengembangan dan penerapan program komputer untuk menyelesaikan
permasalahan kimia. Kimia teori memiliki banyak tumpang tindih (secara teori
dan eksperimen) dengan fisika benda kondensi dan fisika molekular.[6]
2.
Perkembangan
Ilmu Kimia Menurut Al Qur’an
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal. (QS:3:190). Sebagaimana telah dikemukan pada urain
sebelumnya, Al-Qur’an bukanlah kitab ilmu pengetahuan atau kitab kimia dalam
pengertian harfiahnya. Akan tetapi, Al-Qur’an adalah
kitab petunjuk bagi umat manusia. Dalam berbagai konteks, Al-Qur’an memberikan
petunjuk mengenai berbagai permasalahan yang dihadapi manusia dan sekaligus
menjadi gudang ilmu pengetahuan serta menjadi pintu pembuka untuk melakukan
penelitian tentang berbagai aspek kehidupan manusia. Dengan demikian, dalam
Al-Qur’an kita banyak menemukan ayat-ayat yang mendorong pembacanya untuk melakukan penelitian
lebih lanjut dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, termasuk ilmu kimia. Untuk itu,
tidak mengherankan jika para ilmuwan Muslim memperoleh inspirasi yang amat
besar dari Al-Qur’an untuk mengembangkan ilmu ini. Misalnya, dengan berbagai
konteks yang berbeda kita temukan dalam Al-Qur’an tentang emas dan perak
sebagai logam mulia (Q.S Ali ‘Imran [3]: 14 dan Al-Taubah [9]: 34).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
pembahasan yang telah pemakalah paparkan di atas dapat diambil beberapa
kesimpulan, diantaranya adalah:
1.
Ilmu
Pengetahuan Alam Barat berkembang pesat ejak zaman “renaissance” pada abad
ke-18. Sedangkan Al Qur’an di wahyukan oleh Allah S.W.T kepada Nabi Muhammad
S.A.W pada abad ke-6. Dari pendekatan sejarah tersebut kita mengetahui
bahwa Al Qur’an lebih dulu ada sebelum ilmu pengetahuan alam barat berkembang.
2.
Apabila
ada suatu ilmu pengetahuan alam, maka kita dapat mengkonfirmasikannya
dengan Al Qur’an. Apabila sesuai dengan apa yang terkandung di dalam Al Qur’an,
maka Al Quran akan mengokohkan ilmu pengetahuan tersebut, namun bila tidak
sesuai maka Al Qur’an akan menyalahkan ilmu pengetahuan tersebut.
Demikianlah
makalah ini selesai dibuat, dengan tujuan agar semua mahasiswa dan mahasiswi
dapat mengambil hikmah atau manfa’at dari makalah tersebut, semoga bermanfa’at
di dunia dan akhirat. Amin-amin yaa rabbal alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Mawardi, Drs, Nur Hidayat, Ilmu Alamiah
Dasar, (Bandung
: Pustaka Setia, 2000),
Bucauille, Maurice. Asal Usul Manusia,
(Surabaya :
Mizan 1999),
Jasin, Maskoeri,Drs. Ilmu Alamiah Dasar,
(Jakarta :
Rajawali Pers1997),
Supartono, Drs, dkk. Ilmu Alamiah Dasar,
(Jakarta :
Graha Indonesia 1999),
Rano, Sumbawa P. Ilmu Alamiah Dasar, (Surabaya : Usaha Nasional 1987).
No comments:
Post a Comment