Wednesday, October 7, 2015

Ilmu Alamiah Dasar



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Ilmu pengetahuan di anugerahkan Tuhan kepada manusia, agar manusia dapat memanfaatkanya dengan baik untuk kehidupannya, dengan ilmu pengetahuan tersebut manusia dapat mengetahui manfaat serta mudharat dari setiap benda yang ada di sekitar kita.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia pun dapat mengetahui hal-hal yang kecil yang kasat oleh mata. Bahkan hal-hal yang berada di luar bumi, akan tetapi kebanyakan manusia telah terpaut dengan apa yang telah mereka ketahui dan melupakan Tuhan yang telah memberi mereka pengetahuan.
Dengan memohon taufiq, hidayah, serta inayah dari Allah, dan semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfa’at bagi kita semua dan umat islam pada umumnya.


B.       Rumusan Masalah
1.  Bagaimana perkembangan ilmu biologi, fisika dan kimia menurut Ilmu Pengetahuan?
2.  Bagaimana perkembangan ilmu biologi, fisika dan kimia menurut Al Qur’an?








BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Biologi
Biologi adalah ilmu mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa Belanda biologie, yang juga diambil dari gabungan kata bahasa Yunani, bio yang berarti hidup dan logos yang berarti lambang atau ilmu. Akan tetapi ada juga yang menggunakan istilah ilmu hayat yang diambil dari bahasa Arab, yang berarti ilmu kehidupan.

1.        Perkembangan Ilmu Biologi Ditinjau Ilmu Pengetahuan
Manusia selalu ingin tahu dan gemar mencari tentang asal usul dan permulaan dari adanya sesuatu. Bagi para ahli biologi zaman dahulu kehidupanlah yang menjadi objeknya, sehingga mereka membuat pertanyaan apakah hidup itu dan dari manakah asalnya kehidupan.

Kemudian muncullah pemikiran-pemikiran tentang asal usul kehidupan, anggapan kuno yang pertama dikemukakan oleh Aristoteles dengan teorinya abiogenesis atau generatio spontanea menjelaskan bahwa makhluk hidup terjadi begitu saja dari benda mati. Pada pertengahan abad 17, Leeuwenhoek dengan mikroskop buatannya telah berhasil mengamati benda-benda kecil yang aneh dalam setitik air yang di ambil dari tempat merendam jerami. Dia pun beranggapan bahwa makhluk hidup dapat muncul begitu saja dari benda-benda mati.[1]
Seiring berjalannya waktu, muncullah teori baru yang di kenal nama Omne vivum ex ovo dan Omne ovum ex vivo, artinya bahwa makhluk hidup itu berasal dari telur dan semua telur berasal dari makhluk hidup, dari teori ini dapat disimpulkan bahwa kehidupan dapat terjadi karena telah ada kehidupan sebelumnya. Akan tetapi teori ini belum bisa memberi jawaban dari pertanyaan tentang asal mula kehidupan pertama di bumi ini, hal ini karena teori di atas hanya menerangkan perkembangan makhluk hidup sesudah adanya makhluk tersebut.
Pada tahun 1893 Hawold Uray, seorang ahli kimia dari Amerika mengemukakan sebuah teori yang dikenal dengan teori Uray, Ia berpendapat bahwa suatu saat atmosfer bumi kaya akan molekul-molekul metana(CH4), amoniak(NH3), serta H2 dalam bentuk gas,kemudian karena pengaruh aliran listrik halilintar dari radiasi-radiasi sinar kosmos, unsur-unsur tersebut mengalami reaksi kimia dan membentuk asam amino yang merupakan bagian penting dari protoplasma. Oleh karena itu teori Uray dipandang sebagai dasar konsep tentang terjadinya makhluk hidup menurut biologi modern.

Karena begitu luasnya ilmu pengetahuan yang terkandung didalam ilmu biologi, para ahli pun membagi cabang-cabangnya agar dapat diketahui secara sistematis, cabang- cabang ilmu biologi tersebut yaitu:
a.     Botani: mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan.
b.    Zoologi: mempelajari tentang hewan.
c.     Morfologi: mempelajari tentang bentuk dan struktur luar makhluk hidup.
d.    Anatomi: mempelajari tentang bentuk dan struktur dalam makhluk hidup.
e.     Fisiologi: mempelajari tentang fungsi bagian tubuh atau organ makhluk hidup.
f.     Sitologi: mempelajari tentang sel secara mendalam.
g.    Histologi: mempelajari tentang jaringan-jaringan organ secara mendalam.
h.    Palaentologi; mempelajari tentang makhluk-makhluk hidup masa lampau.[2]

2.  Perkembangan Ilmu Biologi Menurut Al Qur’an

Selama berabad-abad manusia mencari jawaban tentang asal usulnya, dengan berbagai fosil dan artefak yang telah di temukan, mereka menerka-nerka awal kehidupan, tapi mereka hanya mendapatkan sebuah anggapan yang tak tentu kebenarannya.[3] Al Qur’an memberi jawaban dengan jelas dari pertanyaan di atas, pada (Q.S. 21 : 30) yang Artinya: Dan Kami menjadikan setiap yang hidup dari air. dan (Q.S. 24 : 45 ) yang artinya: Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air.
Sebenarnya ayat-ayat Al Qur’an telah menerangkan kepada kita tentang awal terjadinya kehidupan dibumi, serta proses-proses alam lainnya, misalnya:
Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan, Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling? (Q.S Al-An’am [6]: 95)

B.        Pengertian Fisika
Fisika adalah salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari benda tak hidup dari aspek wujud dengan perubahan-perubahan yang bersifat sementara.
1.        Perkembangan Ilmu Fisika Ditinjau Ilmu Pengetahuan
Menurut Richtmeyer, sejarah perkembangan ilmu fisika dibagi dalam empat periode yaitu:
a.         Periode Pertama:
Dimulai dari zaman prasejarah sampai tahun 1550. Pada periode pertama ini dikumpulkan berbagai fakta fisis yang dipakai untuk membuat perumusan empirik. Dalam periode pertama ini belum ada penelitian yang sistematis. Beberapa penemuan yang berguna bagi kemajuan ilmu pengetahuan pada periode ini terutama penemuan pada: 2400000 SM - 599 SM: Di bidang astronomi sudah dihasilkan Kalender Mesir dengan 1 tahun = 365 hari, prediksi gerhana, jam matahari, dan katalog bintang. Dalam Teknologi sudah ada peleburan berbagai logam, pembuatan roda, teknologi bangunan (piramid).
b.        Periode Kedua
Dimulai dari tahun 1550 sampai tahun 1800. Pada periode kedua ini mulai dikembangkan metoda penelitian yang sistematis dengan Galileo dikenal sebagai pencetus metoda saintifik dalam penelitian. Hasil-hasil yang didapatkan antara lain:Kerja sama antara eksperimentalis dan teoris menghasilkan teori baru pada gerak planet. dan Newton meneruskan kerja Galileo terutama dalam bidang mekanika dan menghasilkan hukum-hukum gerak yang sampai sekarang masih dipakai.
c.         Periode Ketiga
Dimulai dari tahun 1800 sampai 1890. Pada periode ini diformulasikan konsep-konsep fisika yang mendasar yang sekarang kita kenal dengan sebutan Fisika Klasik. Dalam periode ini Fisika berkembang dengan pesat terutama dalam mendapatkan formulasi-formulasi umum dalam Mekanika, Fisika Panas, Listrik-Magnet dan Gelombang, yang masih terpakai sampai saat ini.
Dalam Mekanika diformulasikan Persamaan Hamiltonian (yang kemudian dipakai dalam Fisika Kuantum), Persamaan gerak benda tegar, teori elastisitas, hidrodinamika.
Dalam Fisika Panas diformulasikan Hukum-hukum termodinamika, teori kinetik gas, penjalaran panas dan lain-lain.
Dalam Listrik-Magnet diformulasikan Hukum Ohm, Hukum Faraday, Teori Maxwell dan lain-lain.
Dalam Gelombang diformulasikan teori gelombang cahaya, prinsip interferensi, difraksi dan lain-lain.


d.        Periode Keempat
Dimulai dari tahun 1890an sampai sekarang. Pada akhir abad ke 19 ditemukan beberapa fenomena yang tidak bisa dijelaskan melalui fisika klasik. Hal ini menuntut pengembangan konsep fisika yang lebih mendasar lagi yang sekarang disebut Fisika Modern. Dalam periode ini dikembangkan teori-teori yang lebih umum yang dapat mencakup masalah yang berkaitan dengan kecepatan yang sangat tinggi (relativitas) atau/dan yang berkaitan dengan partikel yang sangat kecil (teori kuantum).
 Teori Relativitas yang dipelopori oleh Einstein menghasilkan beberapa hal diantaranya adalah kesetaraan massa dan energi E=mc2 yang dipakai sebagai salah satu prinsip dasar dalam transformasi partikel.
Teori Kuantum, yang diawali oleh karya Planck dan Bohr dan kemudian dikembangkan oleh Schroedinger, Pauli , Heisenberg dan lain-lain, melahirkan teori-teori tentang atom, inti, partikel sub atomik, molekul, zat padat yang sangat besar perannya dalam pengembangan ilmu dan teknologi.[4]
Dan Ilmu Fisika dapat dispesifikasikan menjadi:
1.        Mekanika
2.        Panas
3.        Bunyi
4.        Cahaya
5.        Gelombang
6.        Listrik
7.        Magnit
8.        Fisika terapan(tehnik mekanik, sipil, dan listrik)

2.  Perkembangan Ilmu Fisika Menurut Al Qur’an.
Ayat-ayat Al Quran yang menjelaskan Ilmu Fisika tentang:
a. Gejala Fisis
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (Al Imran :190)
Dalam ayat diatas kita diberi petunjuk, setidaknya tersirat beberapa makna antara lain adalah: alam semesta yang senantiasa berproses tanpa henti dan menyajikan banyak sekali gejala dalam seluruh dimensi ruang dan waktu yang terus berkembang.
b.        Model dan Perumusan Fisika
Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Qur'an ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat memetik pelajaran. (az Zumar :27)          Dalam ayat diatas kita diberi petunjuk, setidaknya Untuk memenuhi keingintahuan terhadap rahasia-rahasia alam ini penjelasan-penjelasannya selalu dipakai pendekatan-pendekatan dalam bentuk atau keadaan yang sederhana atau keadaan-keadaan ideal. Keadaan ideal ini dinyatakan dalam bentuk perumusan matematika yang selanjutnya kita sebut sebagai hukum-hukum fisika.
c.         Besaran Fisis
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (Al Qamar: 49).ayat ini mengisyaratkan bahwa kata Ukuran adalah apa yang ada di alam ini dapat dinyatakan dalam dengan dua peran, yang pertama sebagai bilangan dengan sifat dan ketelitian yang terkandung didalamnya dan yang keduanya sebagai hukum atau aturan.
d.        Dimensi dan Ruang
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami disegenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup ( bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu.(Al Fushshilat :53). Dalam kata kata tanda-tanda (kekuasaan) Allah tersirat sifat dan perilaku seluruh ciptaan Nya dengan berbagai proses dan gejalanya. Adapun yang terkandung dalam pengertian "ufuk", selain yang berlaku sebagai dimensi ruang juga termasuk dalam makna dimensi-dimensi.
e.         Dinamika
Tidak ada balasan kebaikan kecuali dengan kebaikan pula."(Ar Rahman: 60) Secara harfiah dapat diartikan bahwa munculnya balasan kebaikan merupakan buah dari interaksi. Dalam ayat ini tersirat pula makna dari pemberian dan balasan berupa potensiyang dimiliki suatu benda.
f.         Usaha dan Energi
Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdekatan. (ar Rad : 4)
Secara harfiah diartikan sebagai berdekatan dalam dimendi tempat, sebagi daerah, wilayah, negara dsb. Yang mempunyai potensi baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya yang mengolah, mengembangkan dan meningkatkan.. Berikutnya potensi tersebut saling dipertukarkan baik dari sisi keunggulan komparatif maupun kompetitif.
g.        Impuls dan momentum
Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakan, dan mereka tidak akan merugikan. (Al Jaatsiyah :22)
Ayat ini merupakan penjabaran interaksi yang terjadi dialam secara lebih luas lagi. Interaksi tidak sekedar saling pengaruh mempengaruhi, saling memberi dan saling menerima antar manusia, mahluk atau benda.
h.        Getaran
Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam al Qur'an ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah mahluk yang paling banyak membantah. (Al Kahfi :54).
Ayat ini merupakan pernyataan Allah SWT tentang kandungan al Quran yang mengingatkan kita dengan berbagai perumpamaan secara berulang-ulang. Apabila kita perluas makna ayat diatas dengan peristiwa atau gejala fisis bahwa Allah menciptakan alam semesta dengan wujudnya atau materinya selalu bergerak secara berulang-ulang. Gerak berulang dalam ruang berdimensi satu sering kita sebut sebagai getaran.
i.          Gelombang
Dan diantara tanda -tanda kekuasaanNya ialah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmatNya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintahNya dan supaya kamu dapat mencari karuniaNya, mudah-mudahan kamu bersyukur. (Ar Ruum : 46). Secara umum angin disini sebagai angin yang bertiup membawa awan untuk menurunkan air hujan dan angin yang meniup kalpal layar agar dapat berlayar dilautan. Kita merasakan kedekatan makna "angin" dalam ayat ini adalah gelombang, bukan saja gelombang bunyi yang membawa berita tetapi juga gelombang radio atau gelombang elektromagnet yang mampu dipancarkan kesegala penjuru dunia bahkan seluruh jagad raya ini.
j.          Elastisitas
Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca. (ar Rahman: 7). Dalam ayat ini tersirat yang berhubungan dengan kenyataan yang telah diketahui manusia dari berbagai gejala yang terlihat atau telah dilakukan percobaan dan pengukurannya. Dalam kaitan masalah yang akan di bahas di sini, bukan peristiwa pemuaiannya atau keseimbangannya , namun ada suatu sifat yang menertai dalam peristiwa itu yaitu sifat kelenturan atau elastis.
k.        Fluida bergerak atau mengalir
Dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan) Allah bagi kaum yang berakal. (Al Jaatsiyah : 5). ayat ini sangat berkaitan erat dengan teknologi keudaraan.
l.          Suhu dan Kalor
Dan Dia (menundukan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainnan macamnya, sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaannya. (An Nahl :13). Secara harfiah memang kita melihat dan merasakan banyak wujud dan jenis benda yang diciptakan Allah SWT. Dibalik itu banyak juga yang tidak tampak dan berupa sifat atau potensi, antara lain seperti energi yang disediakan untuk manusia. Energi itu termasuk suhu dan kalor.

C.  Penertian Ilmu Kimia
Ilmu kimia adalah salah satu cabang dari IPA yang mempelajari tentang materi, komposisi materi, sifat materi, dan perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan tersebut.
Materi ialah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa, misalnya batu, kayu, udara, dan lain-lain.
Komposisi materi ialah unsur-unsur yang menyusun suatu materi berdasarkan proporsi tertentu, misalnya air(H2O), maksudnya unsur-unsur air terdiri dari 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen.
Sifat materi ialah ciri khas yang dapat digunakan untuk membedakan suatu materi dengan materi yang lainnya, misalnya air bersifat cair berbeda dengan batu yang bersifat keras.[5]
Perubahan materi ialah proses berubahnya suatu materi menjadi materi yang baru, misalnya kayu berubah menjadi arang atau abu setelah mengalami proses pembakaran.



1.        Perkembangan Ilmu Kimia menurut Ilmu Penetahuan
Ketika manusia masih berfikir secara primitif, mereka tidak bisa mengatasi kesulitan-kesulitan yang berasal dari alam seperti gempa, banjir dan lain sebagainya,  sehingga mereka cenderung memuja apa yang menjadi penyebab kesulitan tersebut dengan harapan bahwa kesulitan itu tidak menimpa mereka lagi. Pada abad pertengahan hal tersebut berubah menjadi mistik. Para ahli kimia beranggapan bahwa dengan kekuatan gaib mereka dapat membuat emas dari tembaga, timah atau bahan yang lainnya, Mereka mencari berbagai cara untuk merubah material yang tidak berharga seperti tembaga dan sebagainya menjadi sesuatu yang sangat berharga seperti emas degan cara melapisinya dengan emas asli, untuk meyakinkan masyarakat saat itu.
Ilmu kimia baru berkembang sebagai ilmu pengetahuan pada akhir abad ke-17 setelah Antoine Lauzent Lavoisier melakukan suatu penelitian dengan metode yang dikenal dengan metode ilmiah. Dia melakukan suatu penelitian kuantitatif pada pembakaran zat-zat besi, timah dan sebagainya di dalam sebuah tabung. Ternyata hasil dari pembakaran memiliki massa yang lebih besar dari zat semula sebelum dibakar, sedangkan tekanan udara dalam tabung tersebut menurun. Lavoisier pun menarik kesimpulan bahwa saat terjadi pembakaran, ada suatu zat yang di ambil dari udara.
Dari pengamatan tersebut, Lavoisier mengenal adanya suatu zat yang terdapat di dalam udara yang bersenyawa dengan zat yang mengalami pembakaran, zat tersebut oleh Lavoisier disebut dengan oksigen. Lavoisier akhirnya menyimpulkan bahwa pembakaran adalah suatu peristiwa bersenyawa unsur suatu zat dengan oksigen dari udara. Berawal dari hal ini metode ilmiah pun berkembang pesat. Pada tahun 1665 ilmuwan bangsa inggris Robert Hooke menemukan sel, tahun 1869 Friendrich M. seorang ahli Bio-kimia menemukan asam deoksiribonukleat(DNA), tahun 1950 Maurice W. menemukan struktur DNA, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju, ilmu pengetahuan tentang kimia pun menjadi semakin sulit untuk di kuasai, sehingga ilmu Kimia pada umumnya dibagi menjadi beberapa bidang utama. Terdapat pula beberapa cabang antar-bidang dan cabang-cabang yang lebih khusus dalam kimia yaitu:
a.         Kimia analitik adalah analisis cuplikan bahan untuk memperoleh pemahaman tentang susunan kimia dan strukturnya. Kimia analitik melibatkan metode eksperimen standar dalam kimia. Metode-metode ini dapat digunakan dalam semua subdisiplin lain dari kimia, kecuali untuk kimia teori murni.
b.        Biokimia mempelajari senyawa kimia, reaksi kimia, dan interaksi kimia yang terjadi dalam organisme hidup. Biokimia dan kimia organik berhubungan sangat erat, seperti dalam kimia medisinal atau neurokimia. Biokimia juga berhubungan dengan biologi molekular, fisiologi, dan genetika.
c.         Kimia anorganik mengkaji sifat-sifat dan reaksi senyawa anorganik. Perbedaan antara bidang organik dan anorganik tidaklah mutlak dan banyak terdapat tumpang tindih, khususnya dalam bidang kimia organologam.
d.        Kimia organik mengkaji struktur, sifat, komposisi, mekanisme, dan reaksi senyawa organik. Suatu senyawa organik didefinisikan sebagai segala senyawa yang berdasarkan rantai karbon.
e.         Kimia fisik mengkaji dasar fisik sistem dan proses kimia, khususnya energitika dan dinamika sistem dan proses tersebut. Bidang-bidang penting dalam kajian ini di antaranya termodinamika kimia, kinetika kimia, elektrokimia, mekanika statistika, dan spektroskopi. Kimia fisik memiliki banyak tumpang tindih dengan fisika molekular. Kimia fisik melibatkan penggunaan kalkulus untuk menurunkan persamaan, dan biasanya berhubungan dengan kimia kuantum serta kimia teori.
f.         Kimia teori adalah studi kimia melalui penjabaran teori dasar (biasanya dalam matematika atau fisika). Secara spesifik, penerapan mekanika kuantum dalam kimia disebut kimia kuantum. Sejak akhir Perang Dunia II, perkembangan komputer telah memfasilitasi pengembangan sistematik kimia komputasi, yang merupakan seni pengembangan dan penerapan program komputer untuk menyelesaikan permasalahan kimia. Kimia teori memiliki banyak tumpang tindih (secara teori dan eksperimen) dengan fisika benda kondensi dan fisika molekular.[6]

2.  Perkembangan Ilmu Kimia Menurut Al Qur’an
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (QS:3:190). Sebagaimana telah dikemukan pada urain sebelumnya, Al-Qur’an bukanlah kitab ilmu pengetahuan atau kitab kimia dalam pengertian harfiahnya. Akan tetapi, Al-Qur’an adalah kitab petunjuk bagi umat manusia. Dalam berbagai konteks, Al-Qur’an memberikan petunjuk mengenai berbagai permasalahan yang dihadapi manusia dan sekaligus menjadi gudang ilmu pengetahuan serta menjadi pintu pembuka untuk melakukan penelitian tentang berbagai aspek kehidupan manusia. Dengan demikian, dalam Al-Qur’an kita banyak menemukan ayat-ayat yang mendorong pembacanya untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, termasuk ilmu kimia. Untuk itu, tidak mengherankan jika para ilmuwan Muslim memperoleh inspirasi yang amat besar dari Al-Qur’an untuk mengembangkan ilmu ini. Misalnya, dengan berbagai konteks yang berbeda kita temukan dalam Al-Qur’an tentang emas dan perak sebagai logam mulia (Q.S Ali ‘Imran [3]: 14 dan Al-Taubah [9]: 34).










BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah pemakalah paparkan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya adalah:
1.        Ilmu Pengetahuan Alam Barat berkembang pesat ejak zaman “renaissance” pada abad ke-18. Sedangkan Al Qur’an di wahyukan oleh Allah S.W.T kepada Nabi Muhammad S.A.W pada abad ke-6. Dari pendekatan sejarah tersebut kita mengetahui bahwa Al Qur’an lebih dulu ada sebelum ilmu pengetahuan alam barat berkembang.
2.        Apabila ada suatu ilmu pengetahuan alam, maka kita dapat mengkonfirmasikannya dengan Al Qur’an. Apabila sesuai dengan apa yang terkandung di dalam Al Qur’an, maka Al Quran akan mengokohkan ilmu pengetahuan tersebut, namun bila tidak sesuai maka Al Qur’an akan menyalahkan ilmu pengetahuan tersebut.

    Demikianlah makalah ini selesai dibuat, dengan tujuan agar semua mahasiswa dan mahasiswi dapat mengambil hikmah atau manfa’at dari makalah tersebut, semoga bermanfa’at di dunia dan akhirat. Amin-amin yaa rabbal alamin.








DAFTAR PUSTAKA
Mawardi, Drs, Nur Hidayat, Ilmu Alamiah Dasar, (Bandung : Pustaka Setia, 2000),

Bucauille, Maurice. Asal Usul Manusia, (Surabaya : Mizan 1999),

Jasin, Maskoeri,Drs. Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta : Rajawali Pers1997),

Supartono, Drs, dkk. Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta : Graha Indonesia 1999),

Rano, Sumbawa P. Ilmu Alamiah Dasar, (Surabaya : Usaha Nasional 1987).



[1] Drs Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: Rajawali Pers, 1997
[2] Drs Mawardi & Ir Nur Hidayat, Ilmu Alamiah Dasar, Bandung: Pustaka Setia, 2000

[3]  Maurice Bucauille, Asal-Usul Manusia, Surabaya: Mizan, 1999
[4] http;//budakfisika.blogspot.com/2008/09
[5] Sumbawa P. Rano, Ilmu Alamiah Dasar, Surabaya: Usaha Nasional, 1987
[6] Drs Supartono dkk, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: Graha Indonesia, 1999