Tuesday, June 9, 2015

Metode pembelajaran efektif

METODE PEMBELAJARAN EFEKTIF
Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses unutk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenakngkan dan tidak membosankan. Di bawah ini adalah beberapa metode pembelajaran efektif, yang mungkin bisa kita persiapkan.
METODE DEBAT
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.
METODE ROLE PLAYING
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing:
Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
  1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
  2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
  3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
  4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
  1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
  2. Berpikir dan bertindak kreatif.
  3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
  4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
  5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
  6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
  7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
  1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
  2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Langkah-langkah:
  1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
  2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
  3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
  4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
  5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Kelebihan:
  1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
  2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
  3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan:
  1. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
  2. Membutuhkan banyak waktu dan dana.
  3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini
COOPERATIVE SCRIPT
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
  1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
  2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
  3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
  4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat/menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
  5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
  6. Kesimpulan guru.
  7. Penutup.
Kelebihan:
  1. Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
  2. Setiap siswa mendapat peran.
  3. Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
  1. Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
  2. Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).
PICTURE AND PICTURE
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah:
  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
  2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
  3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
  4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
  5. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
  6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
  7. Kesimpulan / rangkuman.
Kebaikan:
  1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
  2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
Kekurangan:
Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.
NUMBERED HEADS TOGETHER
Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Langkah-langkah:
  1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
  2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
  3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.
  4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
  5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
  6. Kesimpulan.
Kelebihan:
  • Setiap siswa menjadi siap semua.
  • Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
  • Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
  • Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
  • Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
METODE INVESTIGASI KELOMPOK (GROUP INVESTIGATION)
Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:
  1. Seleksi topik
Parasiswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
  1. Merencanakan kerjasama
Parasiswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.
  1. Implementasi
Parasiswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
  1. Analisis dan sintesis
Parasiswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
  1. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
  1. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
METODE JIGSAW
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.
METODE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada 5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
  1. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
  1. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
  1. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
  1. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
  1. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40
MODEL STUDENT TEAMS – ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti.
Langkah-langkah:
  1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
  2. Guru menyajikan pelajaran.
  3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
  4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
  5. Memberi evaluasi.
  6. Penutup.
Kelebihan:
  1. Seluruh siswa menjadi lebih siap.
  2. Melatih kerjasama dengan baik.
Kekurangan:
  1. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
  2. Membedakan siswa.
MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES
Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD.
Langkah-langkah:
  1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
  3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar.
  4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
  5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
  6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
  7. Kesimpulan.
Kebaikan:
  1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
  2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
  3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
  1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
  2. Memakan waktu yang lama.
MODEL LESSON STUDY
Lesson Study adalah suatu metode yang dikembangkan di Jepang yang dalam bahasa Jepangnya disebut Jugyokenkyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida.
Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
  1. Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:
    1. Perencanaan.
    2. Praktek mengajar.
    3. Observasi.
    4. Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.
    5. Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.
    6. Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.
    7. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.
    8. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
    9. Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).
Adapun kelebihan metode lesson study sebagai berikut:
-          Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.
-          Dapat dilaksanakan antar/lintas sekolah.


cara mengelola limbah air

TABLE OF CONTENTS

·        PREFACE
·        TABLE OF CONTENTS
v CHAPTER 1
1.     INTRODUCTION
A.   BACKGROUND
B.   PURPOSE
C.   FORMULATION OF THE PROBLEM
v CHAPTER II
A.   ISI
B.   DISCUSSION
Ø Basics Simple Wastewater Treatment Systems
Ø Methods refineries wastewater
Ø Aeration IN WASTE refineries
v CHAPTER III
A.   CLOSING
Ø Conclusion
v CHAPTER IV
A.   BIBLIOGRAPHY












PART I
-PENDAHULUAN-

1.1.         Background
Waste is the residue resulting from an activity and production process, both on the scale of household, industrial, mining , and so on. The waste form can be in the form of gas and dust, liquid, or solid .
Liquid waste is waste water or effluent from a business or human activity. With the increasing number of people with all their activities, then increase the amount of liquid waste. In general, liquid waste discharged into the soil, rivers, lakes and seas. If the amount of waste water discharged exceeds the natural ability to accept or contain it, there will be damage to the environment.
Pen golaha n wastewater pad a umumny a dil akukan with menggu nak an metod e Biolo gi. This method is the most effective method compared with the method of Chemistry and Physics. Waste treatment process by the method of Biology ad al ah me to de ya ng me ma mi nfaatkan kr oo rg an is me se ba ga i ka fundamentalist un tu outlining material contained in waste water. Microorganisms own cells ain men guraik 's and menghi ledge content of mat erial, jug a menjad fish material which decomposes earlier as breeding grounds. Methods of processing activated sludge (activated sludge) is a wastewater treatment process that utilizes the microorganisms process.

1.2.         Purpose
The objective of this paper is to provide guidance and direction to the reader to learn about the depth of the liquid waste material and the way it is managed.

1.3.         Formulation Of The Problem
1.1.1.      How stages - stage wastewater management so harmless in the environment society?
1.1.2.      How can the management of liquid waste before blending public environment?
1.1.3.      Why need to hold liquid waste management?









CHAPTER II
DISCUSSION

·        Basics Simple Wastewater Treatment Systems        

Wastewater treatment technologies is key in maintaining environmental sustainability. Whatever kinds of domestic waste water treatment technology and industry that is built must be operated and maintained by local people. So processing technology chosen should be in accordance with the technological capabilities of the community.











A.    Definition Liquid Waste Processing
Liquid waste is waste that we have encountered most often compared to solid waste or sewage gas. Even less solid waste actually changed or incorporated into a liquid waste. Wastewater can be derived from a variety of sources, ranging from rain water, waste water, household, office to industrial.
1.      Liquid Waste Treatment based on characteristics
            Generally divided into three methods, namely:

A.    Physics processing
Includes several processes, among others:
1.      The process of separation between liquids and solids
In general, prior to submitting to the Limba liquid processing, carried out the stages of separation between the molten material and solids first.
a.      Screening Process
To separate the liquid and solid materials is needed screening. One of them is by filtration. Filtering (sreening) is an efficient and inexpensive way to set aside large suspended material. In the deposition process is menegendap speed particles and hydrolysis detention time.


b.      Flotation process
Flotation process used for menyisishkan materials - materials that float, such as oil and grease in order not to disturb the subsequent treatment process. Flotation is used as a way to set aside the material - material terususpensi (clarification) or the concentration of mud sediment (sludge thickening) to   provide air flow upwards (air flotation).
c.       Filtration process
Filtration processes in wastewater treatment, usually performed to precede adsorption process or processes REVERSE OSMOSIS her. This process is done to eliminate as much as possible suspended particles from the water.
 
























2.      Process Adsorbs
Adsorption process is usually carried out by using activated carbon. This is done to eliminate the aromatic compounds and other dissolved organic compounds, and can be reused.
 












B.     Treatment In Chemistry
Chemical waste treatment done to disappear metal - heavy metals, phosphorus compounds, toxic organic substances and particles - particles that are not easily precipitate (colloids). How to cultivate certain chemicals into the wastewater so that it implies changing nature.
 


















The process that occurs in penanmbahan chemical reaction is as follows:
1.      Precipitation with Chemicals
a.       Lime
b.      Alum
c.       Ferro Sulfate
d.      Fery chloride
2.      Neutralization
Waste water contained in acidic or alkaline conditions require neutralization before or after TREATMENT. optimal precipitation process will take place in a neutral atmosphere, except for the metal - specific metals.
 











3.      Oxide and Reduction
Chemicals such as chlorine and ozone oxidation is used to convert organic and inorganic materials into a desired shape according to.







 














4.      Chlorination
In the waste water normally present bacterial pathogens that can harm aquatic living beings utilize and further water. Presence of pathogenic bacteria can be destroyed by chlorination.
 














5.      Phenol in Waste Water
In wastewater, phenol elements typically found in sewage plant factories manufacture plywood and glue. To destroy the phenol, used a chemical oxidation process that can be done in several ways, which regulate the concentration of phenol waste material by adding water. By other means burning or by biological treatment.
 







6.      Sulfur in Waste Water
In the water, sulfur has a wide - range of types for example acid sulfide, sulfite, sulfate, thiosulfate, sulfur dioxide and merkapten makes waste issued fierce and unpleasant odors.

 












C.    Processing In Bologi
Methods of biological wastewater treatment used to treat all the wastewater that is biodegradable. It is used REACTOR.

 














In biology can be divided into two types, as follows:
a.       Suspended growth reactors (suspended growth reactor )
In the suspended growth reactor, the microorganisms grow and develop in a suspended state.
b.      Gluey growth reactor (attached growth reactor )
In the attached growth reactor microorganisms grow on media support to form a film layer to attach themselves.
 








2. Waste water treatment based on the level of treatment
A.    P engolahan initial (pretreatment)
      Initial processing stages of wastewater, mostly in physics processing. At first sewage flowed through the sewer which has been given a filter using the filter bars (bar screen).


 















B.     Primary processing (Primary Treatment)
      Furthermore, the liquid waste that has been freed from the material - material that are large and rather large is passed into settling tanks. This precipitation process in the settling tank is the most important stage of processing liquid linbah primary.

 















C.    Secondary processing (Secondary Treatment)
     Hold the secondary processing is biological treatment processes, namely by involving microorganisms able to decipher organic ingredients. Generally, the microorganism used is aerobic bacteria.


1.   Filtering method with Droplets (trickling filter)
        In this method the waste that has been processed at the primary processing apda sprayed a thick layer between 1-3m. This layer can be made of plastic chips or flakes of stone that have cavities. At this layer has been planted aerobic bacteria.





 
















2.      Activated sludge method (Activated Sludge)
                    In this method, liquid waste discharged kesebuah waste inside the tank and mixed with mud rich in aerobic bacteria. The degradation process takes place inside the tank dive a few hours, assisted with the provision of air bubbles or aeration (oxygen delivery).




3.      Swimming Method of Treatment (Treatment Ponds / Lagoons)
                    In this method, a liquid waste processing results at the primary stage will be put to waste storage pools. In the mini kola has given aerobic bacteria and algae plants.
 












D.    Tertiary treatment (Tertiary Treatment)
     Soluble pollutants in wastewater, there can not be separated on the primary or secondary processing. This processing is an advanced treatment (Advanced Treatment) is specifically tailored means of processing performed by the content of hazardous substances remaining in the waste. Poluta-tersebuta pollutants are inorganic compounds such as nitrates, phosphates, and salts thereof.




E.     Disinfection process (Desinfektion)
     Liquid waste processed at the primary stage to stage is considered safe tensier discharged into the environment. However, sometimes there are harmful microorganisms in processed products such as the primary stage to stage tensier no additional microorganism-killing substance. To kill these microorganisms then processed waste could be included in the process of disinfection or germ killer. This process can be carried out either chemically or physics.
1.   In Chemistry:
Can be done by adding substances killers of microorganisms, such as adding chlorine or with ozonifikasi.
2.   In Physics:
Performed by illuminating the waste liquid with ultraviolet rays.

In determining a compound or substance that will be used to kill the microorganisms, a few things to note are:
1.      The toxicity of substances
2.      The contact time required
3.      The effectiveness of substance
4.      Dosage levels used
5.      Should not be toxic or toxic to humans and animals
6.      To water
7.      Low fees.







Disinfection Process image:

 















F.     The processing of sludge (Sludge Treatment)
At each stage of wastewater treatment both primary to tertiary will produce pollutants such as silt deposition. The resulting sludge can not be directly discharged so I it must undergo a process of anaerobic decomposition with the aid beforehand. After the decomposition of the sludge is then discharged into the discharge area (landfill) can even be used as compost, building materials (for the manufacture of bricks).

 


























Aeration IN WASTE refineries
In general, the aeration is a process that aims to improve the contact between the air with water. In practice, the aeration process mainly aims to increase the concentration of oxygen in the waste water. An increase in the concentration of oxygen in the water will provide a variety of benefits in wastewater treatment.
Aeration process is especially important on sewage treatment biological treatment process utilizing aerobic bacteria. Aerobic bacteria are a group of bacteria that absolutely require free oxygen for metabolism process. With the availability of sufficient oxygen for the biological process, then these bacteria can work optimally. This can be useful in reducing the concentration of organic substances in wastewater. In addition to the metabolic processes necessary for aerobic bacteria, the presence of oxygen are also useful for the oxidation process chemical compounds in wastewater as well as to eliminate odors. Aeration can be done naturally, diffusion, and mechanical.


 



















CHAPTER III
CLOSING

D emikian we can discuss the matter the subject of this paper on the treatment of wastewater, of course, there are still many shortcomings and weaknesses, because they lack the knowledge and the lack of reference to do with the title of this paper.

K ami much hope that readers of this paper can provide comments and suggestions to build a better knowledge of our group in order to perfect this paper and writing paper and on subsequent occasions. Hopefully this paper is useful for our group in particular also the readers of this paper.




















CHAPTER IV
BIBLIOGRAPHY


?? Bks General Science

?? Book Package General Studies