Tuesday, June 9, 2015

Korelasi taubat dengan pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Korelasi Taubat dengan Pendidikan
            Taubat dan Pendidikan mempunyai hubungan yang erat tidak bisa di pisahkan, sebab seseorang yang bertaubat tidak akan mengulangi lagi karena ada unsur penyesalan.
            Taubat adalah meninggalkan perbuatan dosa dengan penyesalan yang diiringi niat untuk tidak mengulangi lagi perbuatan tersebut.
Seperti Firman Allah Swt  dalam surat At-Tahrim : ayat:8 yaitu sebagai berikut:
يَأَيُّهَا النَّبِى جَهِدِ الكُفَّارَوَالْمُنَفِقِيْنَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ وَمَأْوَ هُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ (التحريم:8(
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu menghapuskan kesalahan-kesalahan dan akan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawah sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menhinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia, sedang cahaya mereka memancar dihadapan dan disebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau maha tau atas segala sesuatu”.
(QS. At Tahrim : 8)
            Sama halnya dengan pendidikan yaitu untuk menghilangkan kebodohan dengan niat agar mengetahui mana amal ma’ruf dan mungkar,  bahkan menuntut ilmu sudah diperintahkan sejak seorang insane terlahir di dunia seperti Sabda Rasulullah Saw:
قـال رسول الله صـلى الله عليه وسـلَم: ( أُطْلُبِ العِلْمَ مِنَ المَهْدِ اِلَى الَّلحْـدِ )
Artinya: tuntutlah ilmu dari semenjak di buaian sampai liang lahat.
            Begitu juga dengan taubat wajib dilakukan oleh seseorang sampai ia meningggal dunia.

            Adapun taubat adalah menyesali perbuatan dosa didalam hati, memohon ampun dengan lisan dan banyak membaca istighfar. Setelah melakukan penyesalan dalam hati dan berdoa, maka diikuti dengan perubahan sikap dan perbuatan, yakni meninggalkan perbuatan yang buruk dan menggantikan dengan perbuatan yang baik, begitu juga dengan pendidikan untuk menghilangkan kebodohan agar seorang insan dapat merubah dan memperbaiki dirinya dengan diikuti perubahan sikap dan perbuatan yang asalnya kurang baik menjadi baik dan yang asalnya baik menjadi lebih baik.
             Taubat itu ibarat bumi, dalam arti seseorang insan tidak akan bisa berdiri, berpijak dan membangun kalau tidak ada bumi. Demikian juga dzikir dan ibadah seorang insan tidak akan bisa membuka dan menghasilkan maqom yang mulia serta perjalanan hati, ruhaniyyah dan sirri kehadirat Allah Swt kecuali harus didahului dengan taubat.
            Sama halnya dengan seseorang yang ingin beribadah kepada Allah Swt akan tetapi seorang tersebut tidak tahu tata cara beribadah bukannya diterima amal perbuatannaya akan tetapi ditolak oleh Allah Swt, Al-Imam Ahmad bin Husain bin Arsalan As-Syafi’i berkata dalam Shafwatuz Zubad, bahwasanya beliau berkata: barang siapa yang melakukan amal yang baik tanpa disertai dengan ilmu maka amal orang tersebut akan ditolak dan tidak akan diterima.










BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah pemakalah paparkan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya adalah:
            Adapun taubat adalah menyesali perbuatan dosa didalam hati, memohon ampun dengan lisan dan banyak membaca istighfar. Setelah melakukan penyesalan dalam hati dan berdoa, maka diikuti dengan perubahan sikap dan perbuatan, yakni meninggalkan perbuatan yang buruk dan menggantikan dengan perbuatan yang baik, begitu juga dengan pendidikan untuk menghilangkan kebodohan agar seorang insan dapat merubah dan memperbaiki dirinya dengan diikuti perubahan sikap dan perbuatan yang asalnya kurang baik menjadi baik dan yang asalnya baik menjadi lebih baik.


No comments:

Post a Comment