Sunday, December 27, 2015

Interaksi Edukatif



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia adalah makluk individu dan makluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antar manusia akan berlangsung dlam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi. Dengan demikian, kegiatan hidup manusia akan selalu dibarengi dengan proses interaksi komonikasi, baik antara interaksi dalam lingkungan, interaksi dengan sesamanya, maupun interaksi dengan tuhannya, baik itu disengaja atau tidak disengaja.
Daari berbagai bentuk interaksi, khususnya mengenai interaksi yang disengaja, ada istilah interaksi edukatif. Interaksi edukatif adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran. Oleh karna itu, interaksi edukatif perlu dibedakan dari bentuk interaksi yang lain. Dalam arti yang lebih spesifik pada bidang pengajaran, dikenal adanya istilah interaksi belajar mengajar. Dengan kata lain apa yang di namakan interaksi edukatif secara khusus adalah sebagai interaksi belajar mengajar.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari interaksi edukatif ?
2.      Bagaimana model-model interaksi edukatif dan rancangan tentang model-model tersebut ?
3.      Apa prinsip-prinsip yang terkandung dalam interaksi edukatif ?








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Interaksi Edukatif
Interaksi edukatif adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran dalam arti yang lebih spesifik pada bidang pengajaran, dikenal adanya istilah interaksi belajar mengajar.Dengan kata lain interkasi edukatif adalah sebagai interkasi belajar mengajar.[1]
Interaksi yang dikatakan sebagai interaksi edukatif, apabila secara sadar mempunyai tujuan untuk mendidik, untuk mengantarkan anak didik kearah kedewasaannya. Kegiatan komunikasi bagi diri manusia merupakan bagian yang hakiki dalam kehidupannya. Kalau dihubungkan dengan istilah interaksi edukatif sebenarnya komunikasi timbal balik antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, sudah mengandung maksud-maksud tertentu, tidak semua bentuk dan kegiatan interaksi dalam suatu kehidupan berlangsung dalam suasana interaksi edukatif, yang didesain untuk suatu tujuan tertentu. Demikian juga tentunya hubungan antara guru dan siswa, anak buah dengan pimpinannya, antara buruh dengan pimpinannya serta lain-lain.[2] Proses belajar-mengajar akan senantiasa merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan siswa sebagai subjek pokoknya. Dalam proses interaksi antara siswa dengan guru, dibutuhkan komponen-komponen, komponen-komponen tersebut dalam berlangsungnya proses belajar tidak dapat dipisah-pisahkan. Dan perlu ditegaskan bahwa proses teknis ini juga tidak dapat dilepaskan dari segi normatifnya, segi normatif inilah yang mendasari proses belajar mengajar. Interaksi edukatif yang secara spesifik merupakan proses atau interaksi belajar mengajar itu, memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan bentuk interaksi yang lain.
B.     Model-model Interaksi Edukatif
Metode atau model yang ada dalam interaksi edukatif , sebagai berikut :
a.       Model interaksi edukatif dalam kelas
1.      Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang paling umum atau paling banyak digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Metode ceramah merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran. Ada beberapa alasan mengapa metode ceramah sering digunakan, alasan ini merupakan sekaligus menjadi keunggulannya. Keunggulan-keunggulannya adalah:
a)      Guru lebih  mudah untuk menguasai kelas.
b)      Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas.
c)      Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
d)     Mudah mempersiapkan dan melaksanakan proses pembelajaran.
Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik. Di samping keunggulan-keunggulan tersebut, metode ceramah juga memiliki kelemahan-kelemahan.  Kelemahan-kelemahannya adalah:
a)      Mudah terjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
b)      Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) yang besar menerimanya.
c)      Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.
2.      Metode Tanya Jawab
adalah interaksi dalam kegiatan  pembelajaran yang dilakukan dengan komunikasi  verbal, yaitu dengan memberikan siswa pertanyaan untuk dijawab, di samping itu juga memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan kepada guru.
Keunggulan-keunggulan  dari metode tanya jawab adalah:
a)        Pertanyaan menarik dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali semangat dan hilang kantuknya.
b)        Menjadikan siswa untuk melatih dan mengembangkan cara berpikir, termasuk daya ingatan.
c)        Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
Adapun kelemahan-kelemahan dari metode tanya jawab ini adalah:
a)        Siswa merasa takut, Apabila nanti tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
b)        Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.
c)        Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
3.      Metode Diskusi atau Metode Musyawarah
Metode diskusi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru  dalam kegiatan pembelajaran dengan memberikan siswa suatu permasalahan untuk diselesaikan bersama-sama. Sehingga akan terjadi interaksi antara dua atau lebih siswa untuk saling bertukar pendapat, informasi, maupun pengalaman masing-masing dalam memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru.
Beberapa keunggulan dari metode diskusi, yaitu:
a)        Siswa memperoleh kesempatan untuk berpikir.
b)        Siswa mendapat pelatihan mengeluarkan pendapat, sikap dan aspirasinya secara bebas.
c)        Siswa belajar bersikap toleran terhadap teman-temannya.
Adapun beberapa kelemahan-kelemahan penggunaan metode diskusi, di antaranya:
a)    Diskusi terlalu menghabiskan waktu.
b)   Pada umumnya siswa tidak terlatih untuk melakukan diskusi dan menggunakan waktu diskusi dengan baik, maka cenderung mereka tidak sanggup berdiskusi.
c)    Kadang-kadang guru tidak dapat memahami cara-cara melaksanakan diskusi, maka kecenderungannya diskusi tanya jawab.
4.      Metode Demonstrasi atau Eksperimen
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.   Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa metode demonstrasi digunakan untuk memperagakan tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu terkait dengan materi pelajaran yang dipelajari dengan tujuan menyajikan pelajaran dengan lebih konkrit sehingga  materi pelajaran yang disampaikan akan lebih berkesan bagi siswa dan membentuk pemahaman yang mendalam  dan sempurna.
Keunggulan-keunggulan metode demontrasi adalah:
a)    Perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati.
b)   Dapat membimbing murid ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.
c)    Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah.
Kelemahan-kelemahan metode demontrasi adalah:
a)    Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
b)   Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
c)    Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.   
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajar.[3]
Keunggulan-keunggulan metode eksperimen adalah:
a)    Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran dan kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku saja.
b)   Dapat mengembangkan sikap untuk studi eksploratis tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seorang ilmuan.
Kelemahan-kelemahan metode eksperimen adalah:
a)        Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
b)        Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
c)        Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan dan ketabahan.
d)       Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan dan pengendalian.
5.      Metode Sosiodrama dan Bermain Peranan (Role Playing Method)
                  Istilah sosiodrama dan bermain peranan (role playing) dalam metode merupakan dua istilah yang kembar, bahkan di dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dalam waktu bersamaan dan silih berganti. Sosiodrama dimaksudkan adalah suatu cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial. Pada metode bermain peranan, titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi
Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode ini sebagai berikut:
a)    Bila sosiodrama baru ditetapkan dalam pengajaran, maka hendaknya guru menerangkannya terlebih dahulu teknik pelaksanaanya, dan menentukan diantara siswa yang tepat untuk memerankan lakon tertentu, secara sederhana dimainkan di depan kelas
b)   Menerapkan situasi dan masalah yang akan dimainkan dan perlu juga diceritakan jalannya peristiwa dan latar belakang cerita yang akan dipentaskan tersebut.
c)    Pengaturan adegan dan kesiapan mental dapat dilakukan sedemikian rupa.
d)   Setelah sosiodrama itu dalam peuncak klimas, maka guru dapat menghentikan jalannya drama. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat diselesaikan secara umum, sehingga penonton ada kesempatan untuk berpendapat dan menilai sosiodrama yang dimainkan. Sosiodrama dapat pula dihentikan bila menemui jalan buntu.
e)    Guru dan siswa dapat memberikan komentar, kesimpulan atau berupa catatan jalannya sosiodrama untuk perbaikan-perbaikan selanjutnya.
Kebaikan Metode Sosiodrama Bermain Peranan sebagai berikut :
a)    Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan.
b)   Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias.
c)    Membangkitkan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.
Kelemahan metode sosiodrama dan bermain peranan ini terletak pada :
a)    Sosiodrama dan bermain peranan memelrukan waktu yang relatif panjang/banyak.
b)   Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya.
c)    Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu.
6.      Metode psikodrama
                  Istilah psikodrama adalah tehnik bermain peran guna upaya pemecahan masalah psikis yang dialami oleh individu dan dituangkan dalam bentuk permainan peran dengan menggunakan metode drama. Psikodrama yaitu suatu cara mengekplorasi jiwa manusia melalui aksi dramatik artinya memainkan sebuah peran tetapi tidak bersungguh-sungguh.
Kelebihan metode psikodrama :
a)    Mengembangkan kreativitas siswa (dengan peran yang dimainkan siswa dapat berfantasi).
b)   Memupuk kerjasama antara siswa.
c)    Menumbuhkan bakat siswa dalam seni drama.
d)   Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri.
e)    Memupuk keberanian berpendapat di depan kelas.
Kekurangan metode psikodrama :
a)    Adanya kurang kesungguhan para pemain menyebabkan tujuan tak tercapai.
b)   Pendengar (siswa yang tak berperan) sening mentertawakan tingkah laku pemain sehingga merusak suasana. 
2.      Model interaksi edukatif diluar kelas
1.      Metode karya wisata 
               Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :
a)        Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
b)        Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
c)        Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :
a)        Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
b)        Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
c)        Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
d)       Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak- gerik anak didik di lapangan.
e)        Biayanya cukup mahal.
        Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya. Teknik karya wisata ini digunakan karena memiliki tujuan sebagai berikut: Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.
2.      Metode pemberian tugas dan resitasi
                Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Jadi, bisa disimpulkan bahwa metode tugas dan resitasi adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan tugas tertentu kepada siswa untuk dikerjakan dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Tugas yang diberikan guru dapat memperdalam materi pelajaran dan dapat pula mengevaluasi materi yang telah dipelajari. Sehingga siswa akan terangsang untuk belajar  aktif baik secara individual maupun kelompok.
Keunggulan-keunggulan metode tugas dan resitasi adalah:
a)        Baik sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang konstruktif.
b)        Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas sebab dalam strategi ini siswa harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan.
c)        Memberikan kebiasaan siswa untuk giat belajar.
d)       Memberikan tugas siswa untuk sifat yang praktis. 
Kelemahan-kelemahan metode tugas dan resitasi adalah:
a)      Tidak jarang pekerjaan yang ditugaskan itu diselesaikan dengan meniru pekerjaan orang lain.
b)      Karena perbedaan individu, maka tugas apabila diberikan secara umum mungkin beberapa orang diantaranya merasa sukar sedangkan sebagian lainnya merasa mudah menyelesaikan tugas tersebut.
c)      Apabila tugas diberikan, lebih-lebih bila itu sukar dikerjakan, maka ketenangan mental para siswa menjadi terpengaruh.
C.      Prinsip-prinsip Dalam Interaksi Edukatif
Dalam rangka menjangkau dan memenuhi sebagian besar kebutuhan anak didik, dikembangkan beberapa prinsip dalam interaksi edukatif , dengan harapan mampu menjembatani dan memecahkan masalah yang sedang guru hadapai dalam kegiatan interaksi edukatif. Prinsip tersebut harus dikuasai oleh guru agar dapat tercapai tujuan pengajaran. Prinsip - prinsip tersebut adalah.[4]
1)      Prinsip Motivasi : Agar setiap anak dapat memiliki motivasi dalam belajar. Apabila anak didik telah memiliki motivasi dalam dirinya disebut motivasi intrinsik, sangat memudahkan guru memberikan pelajaran , namun apabila anak tersebut tidak meilikinya, guru akan memberikan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yangbersumber dari luar diri anak didik tersebut dan dapat berbentuk ganjaran, pujian , hadiah dan sebaginya.
2)      Prinsip Berangkat dari Persepsi yang Dimiliki : Bila ingin bahan pelajaran mudah dikuasai oleh sebagian atau seluruh anak, guru harus memperhatikan bahan apersepsi yang dibawa anak didik dari lingkungan kehidupan mereka. Penjelasan yang diberikan mengaitkan dengan pengalaman dan pengetahuan anak didik akan memudahkan mereka menanggapi dan memahami pengalaman yang baru dan bahkan membuat anak didik memusatkan perhatiannya.
3)      Prinsip Mengarah kepada Titik Pusat Perhatian Tertentu atau Fokus Tertentu:[5] Pelajaran yang direncanakan dalam suatu pola tertentu akan mampu mengaitkan bagian-bagian yang terpisah dalam suatu pelajaran. Tanpa suatu pola, pelajaran dapat terpecah-pecah dan para anak didik akan sulit memusatkan perhatian . Titik pusat akan tercipta melalui upaya sebagai berikut :
a)      Merumuskan masalah yang hendak dipecahkan
b)      Merumuskan pertanyaan yang hendak dijawab
c)      Merumuskan konsep yang hendak ditemukan
d)     Membatasi keluasan dan kedalaman tujuan belajar serta
e)      Memberikan arah kepada tujuannya
4)      Prinsip Keterpaduan : Keterpaduan dalam pembahasan dan peninjauan akan membantu anak didik dalam memadukan perolehan belajar dalam kegiatan interaksi edukatif.
5)      Prinsip Pemecahan Masalah yang Dihadapi : Salah satu indikator keandaian anak didik banyak ditemukan oleh kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Pemecahan masalah dapat mendorong anak didik untuk lebih tegar dalam menghadapi berbagai masalah belajar dan anak didik akan cepat tanggap dan kreatif.
6)      Prinsip Mencari, Menemukan dan Mengembangkan Sendiri : Guru yang bijaksana akan membiatkan dan memberi kesempatan kepada anak didik untuk mencari dan menemukan sendiri informasi. Kepercayaan anak didik untuk selalu mencari dan menemukan sendiri informasi adalah pintu gerbang kearah CBSA yang merupakan konsep belajar mandiri yang bertujuan melahirkan anak didik yang aktif – kreatif.
7)      Prinsip Belajar Sambil Bekerja : Artinya belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil untuk anak didik sebab kesan yang didapatkan anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik.[6]
8)      Prinsip Hubungan Sosial : Hal ini untuk mendidik anak didik terbiasa bekerja sama dalam kebaikan. Kerja sam memberikan kesan bahwa kondisi sosialisasi juga diciptakan di kelas yang akan mengakrabkan hubungan anak didik denga anak didik lainnya dalam belajar.
9)      Prinsip Perbedaan Individual : Sudut pandang untuk melihat aspek perbedaan anak didik adalah segi bilologis, intelektual dan psikologis.Semua perbedaan ini memudahkan guru melakukan pendekatan edukatif kepada setiap anak didik. Banyak kegagalan guru menuntaskan penguasaan anak didik terhadap bahan pelajaran salah satunya disebabkan karena guru gagal memahami sifat anak didik secara individual.













BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Interaksi edukatif adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran dalam arti yang lebih spesifik pada bidang pengajaran,dikenal adanya istilah interaksi belajar mengajar.Dengan kata lain interkasi edukatif adalah sebagai interkasi belajar mengajar.
Adapun model-model interaksi edukatif dan rancangannya adalah sebagai berikut :
a.       Model interaksi edukatif dalam kelas
1.      Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang paling umum atau paling banyak digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Metode ceramah merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran.
2.      Metode Tanya Jawab
adalah interaksi dalam kegiatan  pembelajaran yang dilakukan dengan komunikasi  verbal, yaitu dengan memberikan siswa pertanyaan untuk dijawab, di samping itu juga memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan kepada guru.
3.      Metode Diskusi atau Metode Musyawarah
Metode diskusi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru  dalam kegiatan pembelajaran dengan memberikan siswa suatu permasalahan untuk diselesaikan bersama-sama
4.      Metode Demonstrasi atau Eksperimen
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajar
5.      Metode Sosiodrama dan Bermain Peranan (Role Playing Method)
       Istilah sosiodrama dan bermain peranan (role playing) dalam metode merupakan dua istilah yang kembar, bahkan di dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dalam waktu bersamaan dan silih berganti
6.      Metode psikodrama
         Istilah psikodrama adalah tehnik bermain peran guna upaya pemecahan masalah psikis yang dialami oleh individu dan dituangkan dalam bentuk permainan peran dengan menggunakan metode drama
b.      Model interaksi edukatif diluar kelas
1.      Metode karya wisata 
         Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
2.      Metode pemberian tugas dan resitasi
          Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar
Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang terkandung dalam interaksi edukatif :
a.       Prinsip Motivasi   
b.      Prinsip Berangkat dari Persepsi yang Dimiliki
c.       Prinsip Mengarah kepada Titik Pusat Perhatian Tertentu atau Fokus Tertentu
d.      Prinsip Keterpaduan
e.       Prinsip Pemecahan Masalah yang Dihadapi
f.        Prinsip Mencari, Menemukan dan Mengembangkan Sendiri
g.      Prinsip Belajar Sambil Bekerja
h.       Prinsip Hubungan Sosial
i.         Prinsip Perbedaan Individual




[1] Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada hlm 7
[2]  Djamarah, Syaiful Bahri,.Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : PT. Rineka Cipta.hlm.25
[3]Syaiful Bahri Djamarah,.2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta : PT. Rineka Cipta.hlm.
[4]  Djamarah, Syaiful Bahri,.Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : PT. Rineka Cipta.h:94
[5] http://blog.tp.ac.id/tag/analisis-model-interaksi-edukatif
[6]  http://Model-Interaksi-Edukatif

No comments:

Post a Comment