Monday, December 28, 2015

Konsep Dasar Perencanaan dan Penggaran (Manajemen Keuangan)



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Anggaran pada dasarnya merupakan alat penting untuk perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang efektif dalam organisasi. Dengan adanya anggaran kita dapat mengestimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dapat dinyatakan dalam ukuran finansial. Pemikiran strategis disetiap organisasi adalah proses dimana manajemen berfikir tentang pengintegrasian aktivitas organisasi ke arah tujuan yang beroerientasi kesasaran masa mendatang. Maka dari itu penyusunan pengganggaran sangat penting dipelajari sebagai salah satu alat utama yang digunakan dalam sistem pengendalian manajemen.
Setelah suatu rencana kerja dipilih untuk mencapai sasaran anggaran, manajer yang berperan untuk melaksanakan rencana kerja tersebut memerlukan sumber daya, untuk memungkinkannya mencapai sasaran anggaran. Biaya (cost) memiliki cakupan yang luas, yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang). Pembiayaan pendidikan merupakan proses merencanakan, memperoleh, mengalokasikan dan mengelola biaya yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan.[1]

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Perencanaan dan Penganggaran?
2.      Apa saja Proses Penyusunan Anggaran?
3.      Apa saja Prinsip-prinsip penyusunan Anggaran?
4.      Apa Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Pendidikan?




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Perencanaan dan Penganggaran
Perencanaan berarti kegiatan menetapkan tujuan organisasi dan memiliki cara yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Pengambilan keputusan merupakan bagian dari perencanaan yang berarti menentukan atau memilih alternatif pencapaian tujuan dari beberapa alternatif yang ada. Perencanaan diperlukan untuk mengarahkan kegiatan organisasi. Perencanaan merupakan fungsi pertama manajemen, perencanaan ini dilakukan secara terus-menerus karena dengan berlalunya waktu perusahaan perlu melaksanakan perencanaan kembali dan membuat rencana-rencana baru.
Anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan fungsinya yaitu fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian. Anggaran sebagai fungsi perencanaan diharapkan dalam waktu yang akan datang keberhasilan yang dicapai sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Sedangkan anggaran sebagai fungsi pengendalian, diharapkan dengan penyusunan anggaran tidak menggunakan dana yang ada dengan tidak semestinya. Anggaran adalah Rencana manajemen operasional diistilahkan dengan pemasukan dan pengeluaran yang ditunjukan dengan dokumen finansial yang menggambarkan rencana operasional.[2]
Pada dasarnya anggaran yang bermanfaat dan realistis tidak hanya dapat membantu mempererat kerja sama karyawan, memperjelas kebijakan dan merealisasikan rencana saja, tetapi juga dapat menciptakan keselarasan yang lebih baik dalam perusahaan dan keserasian tujuan diantara para manajer dan bawahannya. anggaran disusun oleh manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diperhitungkan. Dengan anggaran, manajemen mengarahkan jalannya kondisi perusahaan.  Tanpa anggaran, dalam jangka pendek perusahaan akan berjalan tanpa arah, dengan pengorbanan sumber daya yang tidak terkendali.[3]


B.     Proses Penyusunan Anggaran
Proses penyusunan anggaran dapat dilihat dari dua sudut pandang berikut :[4]
1.      Ditinjau dari siapa yang membuatnya, maka penyusunan  anggaran dapat dilakukan dengan cara:
a.       Otoriter atau Top down
Dalam metode ini anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya.
b.      Demokrasi atau Bottom up
Dalam metode ini anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai ke atasan.
c.       Campuran atau top down dan bottom up
Metode ini adalah campuran dari kedua metode diatas.
2.      Ditinjau dari segi mana memulai menyusun anggaran, proses penyusunan anggaran terdiri dari:
a.       A Priori
Dalam metode ini dalam menyusun anggaran dimulai dari penetapan angka laba yang diinginkan oleh perusahaan atau pemilik.
b.      A Posteriori
Dalam metode ini laba merupakan hasil akhir dari penetapan rencana kegiatan seperti penjualan atau produksi.
c.       Pragmatis
Dalam metode ini anggaran ditetapkan berdasarkan pengalaman masa lalu. Penetapan anggaran ini dilakukan secara ilmiah berdasarkan standar yang dihitung secara ilmiah pula atau berdasarkan pengalaman-pengalaman tahun-tahun sebelumnya.
C.    Prinsip-prinsip Penyusunan Anggaran
prinsip-prinsip dasar yang harus dipenuhi dan ditaati agar suatu anggaran dapat disusun dan dilaksanakan sesuai dengan rencana adalah sebagai berikut:
1.      Management Involvement
Keterlibatan manajemen dalam penyusunan rencana mempunyai makna bahwa manajemen mempunyai komitmen yang kuat untuk mencapai segala sesuatu yang direncanakan.
2.    Organizational Adaption
Suatu rencana keuangan harus disusun berdasarkan struktur organisasi dimana ada ketegasan wewenang dan tanggung jawab.
3.    Responcibility Accounting
Agar rencana keuangan dapat dilaksanakan dengan baik, maka harus didukung adanya suatu system responsibility accounting yang polanya disesuaikan dengan pertanggung jawaban manajemen keuangan perusahaan.
4.    Full Communication
Suatu perencanaan dan pengendalian dapat berjalan secara efektif apabila antara tingkatan manajemen mempunyai pemahaman yang sama tentang tanggung jawab dan sasaran yang akan dicapai.
5.    Timeliness
Laporan-laporan mengenai realisasi rencana harus diterima manajer yang berkompeten tepat pada waktunya agar informasi tersebut berguna bagi manajemen.
6.    Reward and Punishment
Manejemen harus melakukan penilaian kinerja manajer berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan. Jadi manajer yang kinerjanya dibawah atau melebihi standar harus dapat diketahui sehingga pemberian reward atau punishment oleh manajemen menjadi transparan.
D.    Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Pendidikan
1.      Faktor Eksternal, yaitu faktor yang ada di luar sistem pendidikan yang meliputi hal-hal sebagai berikut:[5]
a.       Berkembangnya demokrasi pendidikan
Dahulu banyak Negara yang masih dijajah oleh bangsa lain yang tidak memperbolehkan penduduknya untuk menikmati pendidikan. Dengan lepasnya bangsa itu dari cengkeraman penjajah, terlepas pula kekangan atas keinginan memperoleh pendidikan. Di Indonesia, demokrasi pendidikan dirumuskan dengan jelas dalam pasal 31 UUD 1945 ayat 1 dan 2. Konsekuensi dari adanya demokrasi itu maka pemerintah menyediakan dana yang cukup.
b.      Kebijaksanaan pemerintah
Pemberian hak kepada warga Negara untuk memperoleh pendidikan merupakan kepentingan suatu bangsa agar mampu mempertahankan dan mengembangkan bangsanya. Namun demikian, agar tujuan itu tercapai pemerintah memberikan fasilitas-fasilitas berupa hal-hal yang bersifat meringankan dan menunjang pendidikan. Misalnya pemberian pembiayaan yang besar bagi pendirian gedung dan kelengkapannya, meringankan beban siswa dalam bentuk bantuan SPP dan pengaturan pemungutan serta bea siswa, kenaikan gaji guru dan lain sebagainya.
c.       Tuntutan akan pendidikan
Kenaikan tuntutan akan pendidikan terjadi dimana-mana. Di dalam negeri tuntutan akan pendidikan ditandai oleh segi kuantitas yaitu semakin banyaknya orang yang menginginkan pendidikan dan segi kualitas yaitu naiknya keinginan memperoleh tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
d.      Adanya inflasi
Inflasi adalah keadaan menurunnya nilai mata uang suatu negara. Faktor inflasi sangat berpengaruh terhadap biaya pendidikan karena harga satuan biaya tentunya naik mengikuti kenaikan inflasi.
2.      Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam sistem pendidikan itu sendiri yang sepenuhnya mempengaruhi besarnya biaya pendidikan. Faktor tersebut antara lain sebagai berikut:[6]
a.       Tujuan pendidikan
Sebagai salah satu contoh bahwa tujuan pendidikan berpengaruh terhadap besarnya biaya pendidikan adalah tujuan institusional suatu lembaga pendidikan. Berubahnya tujuan pendidikan kea rah penguasaan 10 kompetensi dibandingkan dengan tujuan yang mempengaruhi besarnya biaya yang harus dikeluarkan.
b.      Pendekatan yang digunakan
Strategi belajar mengajar menuntut dilaksanakannya praktek bengkel dan laboratorium menuntut lebih banyak biaya jika dibandingkan dengan metode lain dan pendekatan secara individual.
c.       Materi yang disajikan
Materi pelajaran yang menuntut dilaksanakan praktek bengkel menuntut lebih banyak biaya dibandingkan dengan materi pelajaran yang hanya dilaksanakan dengan penyampaian teori
d.      Tingkat dan jenis pendidikan
Dua dimensi yang berpengaruh terhadap biaya pendidikan adalah tingkat dan jenis pendidikan. Dengan dasar pertimbangan lamanya jam belajar, banyak ragamnya bidang pelajaran, jenis materi yang diajarkan, banyaknya guru yang terlibat, tuntutan terhadap kompetensi lulusannya.













BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perencanaan berarti kegiatan menetapkan tujuan organisasi dan memiliki cara yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. sedangkan anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan fungsinya yaitu fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian.
Proses penyusunan anggaran dapat dilihat dari dua sudut pandang yang pertama, ditinjau dari siapa yang membuatnya, dan yang kedua, ditinjau dari segi mana memulai menyusun anggaran tersebut.
Terdapat beberapa prinsip dasar yang harus dipenuhi dan ditaati agar suatu anggaran dapat disusun dan dilaksanakan sesuai dengan rencana, seperti yang telah dipaprkan pada makalah di atas.
Terdapat dua factor yang mempengaruhi anggaran pendidikan yaitu factor internal dan factor eksternal.










DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Syafri, 2001. Budgeting Penganggaran: Perencanaan Lengkap Untuk Membantu Manajemen. Edisi Pertama, Cetakan Kedua,  Jakarta: PT Indah Karya (Persero) Raja Grafindo Persada
Mulyadi, 1993. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi Ketiga, Jakarta: Salemba Empat,
Russell C. Swansburg, 1995, Pengembangan Staf Keperawatan: Suatu Komponen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, 2008, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media
Supriadi, Dedi, 2004, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, Bandung: Remaja Rosdakarya




[1] Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 3-4
[2] Swansburg Russell C.. Pengembangan Staf Keperawatan: Suatu Komponen Pengembangan Sumber Daya Manusia. (Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC,1995), hlm. 220
[3] Mulyadi, Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi Ketiga, (Jakarta: Salemba Empat, 1993), hlm. 438
[4] Harahap, Sofyan Syafri, Budgeting Penganggaran: Perencanaan Lengkap Untuk Membantu Manajemen. Edisi Pertama, Cetakan Kedua, (Jakarta: PT Indah Karya (Persero) Raja Grafindo Persada, 2001)
[5]  Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media, 2008), hlm. 320-321.
[6] Ibid, hlm. 321-322

No comments:

Post a Comment